Yamaha Dukung Lorenzo Main Aman


GERNO DI LESMO – Ambisi mengulang gelar di musim depan, membuat Yamaha mesti introspeksi dan merefleksi diri, terhadap apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan. Dengan Jorge Lorenzo dan kembalinya Valentino Rossi, Yamaha ingin lebih di musim 2013 mendatang.

 Jika ingin memutar kembali ingatan tentang apa-apa saja yang harus disorot, jelas bin jelas Lorenzo menjadi referensi. Mengingat Ben Spies di musim 2012 tak memuaskan, maka bos Yamaha, Wilco Zeelenberg ingin menggali potensi lebih X’Fuera, termasuk strategi Lorenzo yang menyiratkan “bermain aman” terhadap ancaman Dani Pedrosa di jok Honda Repsol, yang mulai bangkit di pertengahan musim lalu.

 “Jorge sangat konsisten, tapi kuncinya ada di persiapan pra-musim tim. Pada tes awal musim lalu di Sepang, kami sangat kompetitif. Jorge melahap banyak lap dan menjadi satu-satunya rider yang melakukan simulasi balapan di tes kedua Sepang. Selain dia, tak ada lagi yang melakukannya,” papar Zeelenberg.

 “Pertarungan dengan Casey (Stoner) di Qatar, terusik kendala cedera tangannya, sementara Jorge sangat cepat hingga akhir balapan. Itu momen yang penting. Kami punya keuntungan di situ dalam tiga dan empat seri pertama,” lanjutnya, sebagaimana disadur MCN, Sabtu (22/12/2012).

 Kendati demikian, ancaman Honda ternyata berganti dari Stoner – sang incumbent gelar, ke rekannya, Pedrosa. Di pertengahan musim, Lorenzo pun hanya sukses mendulang dua puncak podium, yakni di GP Italia dan San Marino.

 Sementara Lorenzo, terlihat hanya bermain ‘aman’ dan dianggap publik, tak berani ambil risiko kehilangan pemuncak klasemen, dengan tak bertarung ketat dengan Pedrosa. Di titik ini, tim garpu tala ambil sikap membela bahwa strategi cerdas Lorenzo itu sudah benar, apalagi setelah mengalami crash di seri Assen GP Belanda.

 “Jorge dengan cerdas mempertahankan klasemen tapi masalahnya Dani dan Honda kian berkembang. Mereka juga konsisten meraih waktu tercepat terhadap kami, lebih-lebih di saat-saat kondisi ban mulai aus di akhir lomba,” sambung Zeelenberg.

 “Finis di posisi dua dan tak mengambil risiko buruk, adalah strategi terbesar. Tentu Jorge ingin menang, dan seperti yang kita lihat sendiri di Valencia. Jika tak ada jarak yang besar, risiko seperti itu amat buruk akibatnya. Secara mental, berat buat Lorenzo jika jatuh lagi. Itu sudah kita lihat di Assen ketika dia kehilangan poin-poin penting,” tutup eks-joki Motocross itu.

Subscribe to receive free email updates: